Advent (II)

Uncategorized

A: “Selamat Advent!”
Z: “Selamat Advent!”
A: “Kalau dikatakan “Selamat Advent!”, dijawabnya Maranatha, Maranatha, Maranatha!”
“Selamat Advent!”
Z: “Maranatha, Maranatha, Maranatha!”

 Jika ASM ditanya apa yang akan dilakukan untuk menyambut kedatangan Yesus, mungkin beberapa dari mereka menjawab beli baju baru, beli sepatu baru supaya nanti cantik dilihat Tuhan Yesus.

Jika orang dewasa ditanya apa yang akan dilakukan menjelang Natal, mungkin akan ada yang menjawab mengecat rumah, memasak makanan yang enak, menyiapkan kue, dll. Hal yang dilakukan adalah supaya rumah terlihat lebih baik dan orang yang bertamu ke kita puas akan pelayanan kita.

Kedua hal tersebut di atas, yang dijawab ASM dan orang dewasa tidak sepenuhnya salah. Pada dasarnya kita harus bisa menata diri untuk menyambut Yesus. Hati, pikiran dan jiwa kita persiapkan untuk kedatangan-Nya.

Apa yang diminta Yesus ada dua (2) hal, yaitu:

1. Ucapan syukur
Kita sering mendengar, bahwa orang yang mengucap syukur terlihat dari wajahnya yang bersinar sekalipun ia memiliki banyak beban. Walaupun lapar, tak sempat makan karena harus ibadah pagi, ia tidak menjadi orang yang mudah mengamuk. Walaupun gaji kecil atau bahkan belum gajian, dia tidak mengeluh, apalagi mencuri. Dengan mengucap syukur baik atau tidak baik keadaan kita menunjukkan ketetapan hati (iman) kepada Tuhan.

2. Bersukacita karena Tuhan
Kematian/maut/kiamat/akhir zaman tidak lantas membuat kita takut dan gentar. Akhir hidup kita adalah awal dari sebuah penantian panjang hidup ini. Dengan keberadaan hidup kita sebagai orang tebusan, kita bagikan Kabar Baik ini kepada semua orang. Perlu latihan agar kita tidak hanya “menikmati” Keselamatan sendirian. Latihlah diri kita dengan latihan rohani, Firman Tuhan, mencintai Firman itu sendiri.

Advent adalah sebuah penantian. Jika kita menanti, pasti ada sesuatu yang kita ingini. Ada sebuah janji. Kita tak ingin berlama-lama saat menanti sesuatu, apalagi sesuatu hal tersebut baik bagi kita. Penantian akan sesuatu hal yang kita dambakan membuat kita tidak lelah menanti.

Jadi, sebagaimana harapan Yesus bagi kita, yang diminta bukanlah hal-hal lahiriah, namun lebih kepada batiniah kita. Hal-hal lahiriah memang perlu, namun terlebih perlu lagi adalah yang batiniah.

 CATATAN:
Kedatangan-Nya kedua kali bukanlah sebagai JURUSELAMAT, namun sebagai HAKIM.
Bagikan tentang kasih-Nya. Persiapkan diri kita. Biarkan kita didapati-Nya setia.
Nantikan Dia dengan sukacita, hingga tiba waktunya kita bertemu di awan kemulian-Nya.

Dia telah berjanji.
Maranatha, Tuhan datang!

Filipi 1:
(3) Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.

(4) Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.(6) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
(9) Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,

(10) sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,

 *Dalam Alkitab sukacita lebih dari sekadar emosi. Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur perasaan diberkati.

Dalam PL ditandai dengan kegembiraan luar biasa pada saat-saat perayaan dan dengan perasaan lega ketika seseorang dapat membawa keluh-kesahnya ke Bait Allah untuk mendapatkan penyelesaian.
Dalam PB nada kesukacitaan sangat menonjol pada Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Kesukacitaan merupakan karunia Roh yang khas.


Renungan Minggu Advent II (Pdt. S. J. Simanjuntak)

 December 7th, 2015
6.45 pm

altar-hkbp-serpong-adven-kedua-12
Sumber: rumametmet.com

Leave a comment