Frozen

Kasih, Kesempatan, Love, Sharing, Uncategorized

Hari-hari terasa telah sangat lama berlalu sejak kamu mengirim pesan terakhir itu. Pesan yang membuatku tertegun dan aku tak dapat berkata apa-apa. Aku mungkin telah salah, terlalu banyak berharap kepadamu. Aku melihat kejujuran dan keseriusan itu ada padamu. Aku menaruh harap yang besar karena engkau satu-satunya yang sangat berbeda dari mereka yang pernah kukenal sebelumnya.

Aku bukan tipe perempuan pecinta. Pada mulanya, mengenalmu hanya terasa seperti biasa. Namun ketertarikanmu membuatku jatuh hati padamu. Hari demi hari kita bertukar pesan. Engkau memulai sebuah pesan yang tidak begitu singkat dan aku berusaha membukakan hati saat itu.

Saat pertama dulu, kamu yang selalu menantikan suratku dengan sangat. Hari yang lalu, saat terbangun aku tidak mendapati surat yang ditujukan untukku darimu. Aku pikir saat itu kamu sangat sibuk dan aku tidak mau mengganggumu. Satu hari berselang. Hatiku berkecamuk, apakah kamu baik-baik saja di sana?! Aku memberanikan mengirim pesan padamu di larutnya malam. Keesokan harinya, aku terbangun dan mendapati pesan yang berbeda darimu. Pesan itu sangat singkat. Mulanya aku berpikir kamu menceritakan tentang pekerjaanmu, namun setelah aku cermati, aku melihat suatu perbedaan.

Bagaikan disambar petir – sama seperti saat engkau mengatakan akan menjumpaiku dalam waktu dekat, dan karena kegiranganku ini, aku menceritakannya kepada temanku, hatiku berdegup kencang. Aku bisa merasakan kesedihan di dalam hatiku. Saat itu aku berusaha menyakinkan diriku bahwa semua akan baik-baik saja. Aku merasa malu apabila aku tidak bisa mempertanggungjawabkan semua perasaan yang telah ada ini. Aku merasakan sesuatu yang menyesakkan dada. Aku membuat keputusan yang bahkan bagiku sendiri akan sangat sulit untuk aku lalui. Aku berjanji untuk tidak menghubungimu sampai kamu sendiri yang akan melakukannya, sama seperti pertama kali.

Untukmu, manusia salju dengan hidung wortel-ku~