MENGURUS VISA SENDIRI PADA MASA PANDEMI DI VFS GLOBAL AUSTRIA

Uncategorized

Memulai perjalanan pengurusan dokumen sendirian! ^^

Mungkin sebagian banyak bertanya-tanya, bisa ga sih ngurus dokumen visa sendirian? Jawabannya, “BISA!” Butuh banyak usaha tapinya, “Ya”, namanya juga berusaha. Yakinlah bahwa ada jalan keluar dari setiap persoalan.

1. Siapkan seluruh dokumen-dokumen yang diperlukan, termasuk bukti janji temu, tidak perlu buat print outnya karena mereka sudah memiliki list nama lengkap kamu (semacam presensinya gitu). Oh ya, hampir saja saya dan petugas tidak menemukan nama saya karena yang harus hadir pada janji temu hari itu cukup banyak dan nama saya dibuat pada list tambahan, juga nama dibuat dengan urutan nama keluarga baru nama depan.

2. Datanglah setidaknya 30 menit sebelum waktu yang tertera pada janji temu. Kalau mau datang lebih cepat juga tidak mengapa, mungkin kamu bisa mendapat kenalan dan bertukar cerita atau mungkin bisa dipakai untuk mengecek kembali kelengkapan dokumen.

3. Sebelum masuk ke dalam ruangan, pergilah ke toilet terlebih dahulu karena beberapa proses bisa memakan waktu yang cukup lama. Dan dalam ruangan tersebut tidak ada toilet, jadi kamu harus keluar untuk melakukan urusanmu. Hehehe…

4. Berpakaianlah yang rapi dan nyaman menurut Anda. Hindari menggunakan baju/atasan berwarna putih terutama jika kamu ingin mengambil foto untuk keperluan aplikasi visa di VFS Global karena latar belakang pengambilan foto menggunakan warna putih. Kalau ga salah juga disarakan begitu, mungkin supaya kamu tidak kelihatan melayang. Hahaha..

5. Dokumen pelengkap aplikasi kita harus, wajib, mesti dan kudu dibuat dalam bahasa Inggris jika kita tidak bisa menyediakannya dalam bahasa resmi yang digunakan oleh negara tempat kita membuat visa. Misalnya negara Austria menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa resmi, karena saya belum mahir berbahasa Jerman, seluruh dokumen saya buat dalam bahasa Inggris, kecuali untuk dokumen-dokumen seperti KTP, Akta Lahir, Kartu Keluarga, Sertifikat Vaksin dan dokumen-dokumen lain yang dikeluarkan secara resmi oleh NKRI dan atau telah terdapat terjemahan bahasa Inggrisnya.

6. Tiket sebaiknya berupa bookingan. Dalam website juga disarankan demikian, namun saya ingin menunjukkan keseriusan jadi sudah issued. Waktu itu mba-mbaknya bilang ga usah harusnya yg udah dibeli, tapi saya bilang aja “Kalau belinya nanti keburu mahal Mba.” Pede banget sayanya visa bisa granted. Harus lah ya. Amiiin… Oh ya, untuk tiket, baik yang sudah bayar atau belum, harus tetap dalam bahasa Inggris ya. Kalau masih berupa bookingan, sebaiknya cetak dengan kop dari maskapai pesawat. Caranya setelah booking di situs maskapai (bukan agen jual-beli tiket), langsung pilih menu cetak supaya kop maskapainya ikut tercetak nanti. Kalau mau langsung dicetak silakan cetak, tapi kalau belum, simpan dalam bentuk PDF setelah kamu pilih menu cetak/print. Karena masa valid booking tiket pesawat hanya sebentar (rata-rata 48 jam), maka kamu dapat memesan (book) dan mencetaknya di VFS Global.

7. Sebaiknya seluruh dokumen dipersiapkan dengan lengkap halaman per halaman (jika terdiri dari beberapa halaman). Saya mau ga mau harus mencetak ulang dokumen “Verpflichtungserklarung” yang terdiri dari 7 halaman dengan membayar Rp. 35.000. Saya terlalu ‘ikut’ apa kata teman saya bahwa memberikan nomornya saja sudah cukup, jadi yang saya buat hanya selembar kertas dengan potongan gambar yang menunjukkan nomor dokumen tersebut. Pegawai VFS meminta saya untuk menyertakan dokumen lengkapnya, terpaksa bayar lagi untuk mencetaknya, hahaha.

8. Ada perbedaan harga cetak/print dokumen di VFS Global yang Lantai 1 dengan Lantai 2. Biaya cetak di lantai 1 cukup mihill, untuk 2 lembar bookingan tiket kepulangan, saya membayar Rp 15.000 (di website tertera satu halaman Rp 10.000). Udah dikasi diskon aja saya masih sedih dengan harganya. Hahaha… Namun di lantai 2, dekat VFS Jepang hanya Rp 5.000 per halaman. Jadi, print/cetaklah di VFS Global Jepang. Saya booking tiket kepulangan sesaat sebelum saya berangkat ke VFS Global, karena datang sangat sangat awal, seluruh percetakan/fotocopy masih belum buka.

9. Jika tidak terlalu dibutuhkan, tidak perlu membawa laptop. Selain berat, ternyata laptop tidak boleh dibawa masuk ke dalam ruangan, jadi harus dititipkan di bagian resepsionis. Daaaaaan… itu berbayar, Rp 35.000 per barang. Sedih lagi saya karena itu atas saran teman saya, jaga-jaga mana tau ada dokumen yang kurang katanya. Hahaha…

10. Sebaiknya berfoto di sana, selain karena sesuai dengan persyaratan yang diminta dan diambil secara sistem digital di photo box gitu, hasilnya juga sangat cepat (kurang lebih 5 menit saja) dan untuk 4 lembar foto dikenai harga Rp. 45.000 (saya dapat diskon lagi kayaknya, karena di websitenya tertera Rp 50.000). 🙂

11. Sediakan alamat untuk pengiriman paspor kamu, apapun hasilnya (disetujui/tidak). Dengan situasi (pandemi) sekarang ini, kita tidak diperkenankan mengambil paspor secara langsung di kedutaan, jadi harus dikirim dan itu dikenakan biaya lagi. Sebaiknya siapkan alamat lengkap untuk mengirim paspor kamu balik. Karena tempat tinggal saya cukup jauh dan beda pulau, supaya hemat biaya pengiriman dikarenakan ada zona-zona pengiriman, saya pakai alamat kakak saya di Banten.

12. Sediakan uang cash. Sebaiknya bawalah uang cash secukupnya. Kamu juga dapat mengambil uang di ATM Center yang terletak di lantai G dari bangunan Kuningan City Mall. Karena saya tidak hafal denah bangunan mall, jadi saya muter-muter karena yang mau ditanya ga banyak, kepagian. Untung ada Bapak cleaning service yang mengarahkan, “Terima kasih ya Pak.”

13. Berdoalah sebelum dan sesudah mengajukan visa dengan tidak putus-putusnya. Tetap tenang dan jangan panik. Pegawai di VFS Global sangat muda-muda dan mereka baik sekali saat memberi penjelasan dan menjawab pertanyaan kita. Karena hanya Tuhan dan kedutaan yang tahu hasil visa kita sebelum dikeluarkan, maka berserah serta berharaplah dengan sungguh. Semoga cerita ini dapat membantu teman-teman yang mau mengurus visa, terutama visa Schengen sendirian. Good Luck!

Oh ya, ruangan-ruangan di sana menggunakan pintu dengan sistem tekan tombol, jadi jangan tarik pintunya dengan kuat sebelum kamu menekan tombolnya ya..

Dan saya baru sadar bahwa seluruh dokumen asli yang saya bawa tidak diperiksa, kecuali paspor yang masih berlaku sesuai persyaratan perjalanan. Berat sekali bawaan saya karena ada laptop, air minum 1 liter, dokumen visa dan kelengkapannya rangkap 2, bawa buku bacaan biar ga bosan dan pretelan-pretelan lain yang kuperlukan. Such a wow 😀

Disclaimer: Pengajuan dan pengalaman ini ditulis pada tanggal 30 Juni 2022 di VFS Global “Austria”, jadi kemungkinan akan ada beberapa perbedaan di kemudian hari karena penyesuaian.

Berkat Ayah

Ayah, Father

Hendaklah kamu semua … penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, … tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati (1 Petrus 3:8,9)

Seorang pria yang sedang berduka karena kematian ayahnya berkata,”Saya tidak hanya menangisi ayah saya, tetapi juga diri saya sendiri. Kematiannya berarti saya tidak akan pernah mendengar perkataan yang selalu ingin saya dengar darinya, yaitu bahwa ia bangga terhadap saya, bangga akan keluarga yang saya bina, dan bangga akan hidup yang saya jalani.”

Bukannya mengulangi kesalahan sang ayah, sebaliknya pria itu justru menyampaikan ucapan yang menyemangati anaknya sendiri, yang tidak pernah ia dapatkan, yaitu bahwa ia bangga terhadap anaknya dan kesuksesan hidup yang telah diraihnya.

Kerap kali, ketegangan antara ayah dan anak-anak tidak terselesaikan. Luka lama itu tetap tak tersembuhkan. Kita tak bersedia mengampuni ucapan kemarahan dan luka masa lalu. Namun, bagi diri sendiri dan keluarga kita, kita perlu melakukan segala upaya untuk meruntuhkan tembok yang memisahkan kita.

Bagaimana cara kita memulainya? Perintah Alkitab mengenai semua hubungan yang kita miliki adalah “Mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, … menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, … mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya” (1 Petrus 3:8,9,11).

Oleh kasih karunia Allah, marilah kita putuskan lingkaran kemarahan dan memberi anak-anak kita apa yang mereka ingin dengar dari kita, yaitu ucapan berkat dan kasih -David McCasland

HAL TERBAIK YANG DAPAT ANDA BERIKAN BAGI ANAK ANDA ADALAH WAKTU ANDA

Frozen

Kasih, Kesempatan, Love, Sharing, Uncategorized

Hari-hari terasa telah sangat lama berlalu sejak kamu mengirim pesan terakhir itu. Pesan yang membuatku tertegun dan aku tak dapat berkata apa-apa. Aku mungkin telah salah, terlalu banyak berharap kepadamu. Aku melihat kejujuran dan keseriusan itu ada padamu. Aku menaruh harap yang besar karena engkau satu-satunya yang sangat berbeda dari mereka yang pernah kukenal sebelumnya.

Aku bukan tipe perempuan pecinta. Pada mulanya, mengenalmu hanya terasa seperti biasa. Namun ketertarikanmu membuatku jatuh hati padamu. Hari demi hari kita bertukar pesan. Engkau memulai sebuah pesan yang tidak begitu singkat dan aku berusaha membukakan hati saat itu.

Saat pertama dulu, kamu yang selalu menantikan suratku dengan sangat. Hari yang lalu, saat terbangun aku tidak mendapati surat yang ditujukan untukku darimu. Aku pikir saat itu kamu sangat sibuk dan aku tidak mau mengganggumu. Satu hari berselang. Hatiku berkecamuk, apakah kamu baik-baik saja di sana?! Aku memberanikan mengirim pesan padamu di larutnya malam. Keesokan harinya, aku terbangun dan mendapati pesan yang berbeda darimu. Pesan itu sangat singkat. Mulanya aku berpikir kamu menceritakan tentang pekerjaanmu, namun setelah aku cermati, aku melihat suatu perbedaan.

Bagaikan disambar petir – sama seperti saat engkau mengatakan akan menjumpaiku dalam waktu dekat, dan karena kegiranganku ini, aku menceritakannya kepada temanku, hatiku berdegup kencang. Aku bisa merasakan kesedihan di dalam hatiku. Saat itu aku berusaha menyakinkan diriku bahwa semua akan baik-baik saja. Aku merasa malu apabila aku tidak bisa mempertanggungjawabkan semua perasaan yang telah ada ini. Aku merasakan sesuatu yang menyesakkan dada. Aku membuat keputusan yang bahkan bagiku sendiri akan sangat sulit untuk aku lalui. Aku berjanji untuk tidak menghubungimu sampai kamu sendiri yang akan melakukannya, sama seperti pertama kali.

Untukmu, manusia salju dengan hidung wortel-ku~

Semua akan pergi

Uncategorized

Semua tidak sama lagi semenjak satu persatu pergi.
Semuanya berubah.
Tidak ada lagi orang-orang yang ada dalam masa kecilku, aku tidak menjumpai mereka lagi.

Saat aku kecil dan remaja, mereka ada di sekitraku.
Saat aku beranjak dewasa, mereka pergi satu per satu.

Baru saja rasanya kemarin aku berbicara dengan mereka.
Bahkan teringat jelas apa yang terjadi saat itu.
Namun kini aku mendapatinya telah tiada.

Betapa hidup itu singkat, kematian adalah suatu misteri.
Kelak aku juga akan pergi, menghadap Dia, Penciptaku.
Cepat atau lambat, aku akan ke tempat yang mereka tuju.

2017, March 7
12.51 a.m.

IMG_17950037822263

Ompung Datok :’)

HUJAN

Give Thanks, Love, Uncategorized

Hari ini hujan begitu deras di Dramaga. Petir pun tak kalah ingin bersahut-sahutan di tengah riak air. Aku berjalan menyusuri aspal tanpa menghiraukan gempitanya menghantam atap rumah dan atap payungku.

Ternyata hari ini adalah hari wisuda Diploma IPB, seperti biasa banyak orang yang berdagang bunga. Dan aku pun baru menyadari bahwa wisuda kali ini diselenggarakan pada hari Selasa. Mengingat momen wisuda saat aku S1 dulu, hujan deras turun sesaat sebelum prosesi selesai. Sepengalaman saya selama beberapa kali menghadiri wisuda kakak tingkat dalam 5 tahun, tidak pernah hujan turun tepat saat acara foto-foto setelah kuncir dipindahkan.

Agak berbeda dari momen wisuda sebelumnya, bunga-bunga dagangan mereka banyak yang tersisa.Hujan yang turun sebelum pukul dua membuat mereka tidak bisa pulang ke rumah. Bahkan saya mendapati mereka tidur beralaskan sebuah kantong plastik di jalan yang biasa dilalui mahasiswa, di bangunan kampus, menunggu hujan reda pikirku. Aku sangat terharu melihat perjuangan mereka, mereka pastilah seorang ibu dari anak-anak yang dinafkahi.

Aku suka hujan.

Karena hujan, pinggiran toko dipenuhi orang-orang. Karena hujan semuanya menjadi basah. Karena hujan, ayam yang berkeliaran menjadi terlihat lucu karena bulu mereka akan menjadi terlihat layu. Karena hujan, orang-orang menjadi kedinginan, lapar dan jualan pedagang gorengan, soto, bakso dan lainnya menjadi laris manis (beberapa minggu yang lalu, kami membeli gorengan di pinggir jalan karena terjebak macet dan hujan saat di Bandung). Karena hujan, pedagang bunga bersatu dengan pengunjung wisuda  dan karena hujan aku menjadi sedikit melankolis dan dapat membuat tulisan ini. Terimakasih hujan. Terimakasih Sang Pencipta hujan.

November (Rain) 8th, 2016

img-20160814-wa0024

Bersama teman di waktu hujan~

Advent (II)

Uncategorized

A: “Selamat Advent!”
Z: “Selamat Advent!”
A: “Kalau dikatakan “Selamat Advent!”, dijawabnya Maranatha, Maranatha, Maranatha!”
“Selamat Advent!”
Z: “Maranatha, Maranatha, Maranatha!”

 Jika ASM ditanya apa yang akan dilakukan untuk menyambut kedatangan Yesus, mungkin beberapa dari mereka menjawab beli baju baru, beli sepatu baru supaya nanti cantik dilihat Tuhan Yesus.

Jika orang dewasa ditanya apa yang akan dilakukan menjelang Natal, mungkin akan ada yang menjawab mengecat rumah, memasak makanan yang enak, menyiapkan kue, dll. Hal yang dilakukan adalah supaya rumah terlihat lebih baik dan orang yang bertamu ke kita puas akan pelayanan kita.

Kedua hal tersebut di atas, yang dijawab ASM dan orang dewasa tidak sepenuhnya salah. Pada dasarnya kita harus bisa menata diri untuk menyambut Yesus. Hati, pikiran dan jiwa kita persiapkan untuk kedatangan-Nya.

Apa yang diminta Yesus ada dua (2) hal, yaitu:

1. Ucapan syukur
Kita sering mendengar, bahwa orang yang mengucap syukur terlihat dari wajahnya yang bersinar sekalipun ia memiliki banyak beban. Walaupun lapar, tak sempat makan karena harus ibadah pagi, ia tidak menjadi orang yang mudah mengamuk. Walaupun gaji kecil atau bahkan belum gajian, dia tidak mengeluh, apalagi mencuri. Dengan mengucap syukur baik atau tidak baik keadaan kita menunjukkan ketetapan hati (iman) kepada Tuhan.

2. Bersukacita karena Tuhan
Kematian/maut/kiamat/akhir zaman tidak lantas membuat kita takut dan gentar. Akhir hidup kita adalah awal dari sebuah penantian panjang hidup ini. Dengan keberadaan hidup kita sebagai orang tebusan, kita bagikan Kabar Baik ini kepada semua orang. Perlu latihan agar kita tidak hanya “menikmati” Keselamatan sendirian. Latihlah diri kita dengan latihan rohani, Firman Tuhan, mencintai Firman itu sendiri.

Advent adalah sebuah penantian. Jika kita menanti, pasti ada sesuatu yang kita ingini. Ada sebuah janji. Kita tak ingin berlama-lama saat menanti sesuatu, apalagi sesuatu hal tersebut baik bagi kita. Penantian akan sesuatu hal yang kita dambakan membuat kita tidak lelah menanti.

Jadi, sebagaimana harapan Yesus bagi kita, yang diminta bukanlah hal-hal lahiriah, namun lebih kepada batiniah kita. Hal-hal lahiriah memang perlu, namun terlebih perlu lagi adalah yang batiniah.

 CATATAN:
Kedatangan-Nya kedua kali bukanlah sebagai JURUSELAMAT, namun sebagai HAKIM.
Bagikan tentang kasih-Nya. Persiapkan diri kita. Biarkan kita didapati-Nya setia.
Nantikan Dia dengan sukacita, hingga tiba waktunya kita bertemu di awan kemulian-Nya.

Dia telah berjanji.
Maranatha, Tuhan datang!

Filipi 1:
(3) Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.

(4) Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.(6) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
(9) Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,

(10) sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,

 *Dalam Alkitab sukacita lebih dari sekadar emosi. Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur perasaan diberkati.

Dalam PL ditandai dengan kegembiraan luar biasa pada saat-saat perayaan dan dengan perasaan lega ketika seseorang dapat membawa keluh-kesahnya ke Bait Allah untuk mendapatkan penyelesaian.
Dalam PB nada kesukacitaan sangat menonjol pada Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Kesukacitaan merupakan karunia Roh yang khas.


Renungan Minggu Advent II (Pdt. S. J. Simanjuntak)

 December 7th, 2015
6.45 pm

altar-hkbp-serpong-adven-kedua-12
Sumber: rumametmet.com

Tes Kepribadian

Uncategorized
Tipe Realis Sosial adalah orang-orang populer yang penuh energi. Mereka dapat diandalkan, terorganisir dengan baik, dan senang menolong. Nilai-nilai tradisional penting bagi mereka. Pembentukan keluarga juga memegang peran utama dalam kehidupan mereka. Tipe Realis Sosial memiliki sifat sosial yang menonjol. Mereka selalu siap mendengarkan kegelisahan dan masalah orang lain dan tidak pikir panjang ketika dimintai bantuan. Dengan empati dan pengertian, mereka dapat merasakan apa yang dibutuhkan orang lain. Tipe Realis Sosial selalu bersedia menghargai sifat-sifat baik orang lain dan memaafkan kelemahan orang itu. Mereka yang paling mudah bergaul dari seluruh tipe kepribadian. Kontak sosial sangat penting bagi mereka.
Tipe Realis Sosial sangat sulit menerima konflik dan kritik – keharmonisan adalah ramuan mujarab bagi hidup mereka. Pengakuan dan harga diri sangat penting bagi tipe ini. Di sisi lain, diferensiasi bukan salah satu kekuatan mereka. Dalam pekerjaan dan kemitraan, mereka setia, berkomitmen, dan selalu siap jika dibutuhkan. Mereka mudah berteman karena keterbukaan dan kehangatan mereka, dan mereka memiliki lingkaran besar pertemanan. Dalam asmara, mereka bisa dipercaya, penuh perhatian, dan menyayangi pasangan mereka dengan imajinasi dan kepekaan besar. Tipe Realis Sosial menunjukkan perasaan mereka dengan terbuka dan jujur. Jika hubungan mereka putus, mereka cenderung menyalahkan diri sendiri. Itulah sebabnya mereka sulit mengakhiri hubungan sekalipun hubungan itu sudah tidak berhasil memenuhi kebutuhan mereka.
Tipe Realis Sosial adalah tipe yang lebih konservatif. Mereka memiliki tata nilai dan aturan yang kaku yang berorientasi pada tradisi yang tak lekang oleh waktu. Mereka lebih menyukai lingkungan dan proses kerja yang jelas dan terstruktur; mereka tidak menyukai terlalu banyak perubahan dan gejolak. Kekuatan mereka terletak pada diri mereka yang teliti dan dapat diandalkan dan bukan pada keluwesan dan spontanitas mereka. Tipe Realis Sosial hanya terbuka hingga batas tertentu terhadap hal-hal baru. Namun, jika Anda mencari orang untuk menyelesaikan tugas dengan dapat diandalkan dan tepat, merekalah orangnya.

Try your personality test here –> http://www.ipersonic.net/id/7.html

The Heirs

Uncategorized

Awalnya “Heirs” hanya untuk membuang kepenatan di sela-sela pekerjaan. Tak lama melihatnya, aku memutuskan untuk mengikutinya. Aku mengawalinya di cerita ke-15, tapi setelah mendapatkan serinya dengan lengkap, aku mundur ke awal sekali.

“Roma” mematrikan sebuah tulisan yang tak bisa kulupakan bahwa apapun tak akan bisa memisahkan aku dari sebuah kasih seorang Pribadi. Hari ini tepat hari berkumpul setiap minggunya. Dalam tuntunan dan “bincang2” yang disampaikan, aku mendengar bahwa semuanya yang terjadi adalah BIASA!! Tak ada yang luar biasa…

Aku mengiyakan hal itu. Saat mataku masih tertutup aku mendengar sesuatu berbisik dalam hatiku, menuntunku ke “Roma” yang tak kulupakan itu-semuanya terlalu biasa hingga itu semua tak mampu membuat aku dan Dia terpisah… Hanya Kasih saja yang luar biasa, sehingga hanya itu yang dapat membuat kami tak terpisahkan.

Kembali ke awal cerita…
Masih dalam cerita panjang dengan mata tertutup, aku teringat sosok ibu, mama(k), bunda, uni, mother… Di “Heirs” aku menemukan pernyataan yang (mungkin) tak akan salah bahwa sosok yang kusebutkan di atas adalah kata yang paling indah di dunia dalam bahasa internasional yang pertama kali kukenal.

Aku lupa kapan terakhir kali menyebutkan kata itu, namun aku juga tak pernah lupa kapan terkahir kali menyebutkannya.
Mungkin aku terdengar begitu galau aneh. Melakukan dua hal yang bertolak belakang bersamaan.
Aku mengatakan lupa kapan terakhir kali menyebutkannya karena tidak setiap hari aku menyebut namanya, bahkan dalam doa, aku lupa kapan…
Aku mengatakan tak pernah lupa kapan karena saat aku memanggil nama itu, aku mengalami ujian yang sangat berat bagi seorang anak berusia dua tahun yang sedang sakit dan hanya ingin berterima kasih atas apa yang telah dilakukannya padaku. Aku mendapat boneka “monkey”, boneka pertama dalam hidupku, kuperoleh saat aku sakit. Aku masih bisa mengingat saat itu aku mendapatkan pukulan yang tak mampu ditampung oleh hatiku yang berukuran tak seberapa.
Sejak saat itu aku takut menyebutkan kata itu lagi. Aku hanya ingin berterima kasih pada orang yang tak seharusnya menyayangiku namun yang telah melakukan yang seharusnya seorang ibu lakukan..memberikan curahan kasih sayang. Karena rasa terima kasihku itu aku harus mendapatkan pukulan dari orang yang seharusnya mendapat kasih sayang itu. Aku tahu bahwa dia sudah mendapatkan segalanya, tapi dia tidak mengerti bahwa aku hanya mendapatkan hal seperti ini hanya sekali.

Apa yang pernah kudapatkan “sekali” itu lah yang membawaku pulang kembali untuk melakukan hal yang sama berkali-kali… Dia pantas mendapatkannya. Hatiku begitu tak tahan untuk melihatnya berbaring terlalu lama. Aku bahkan tak pulang ke rumahku sendiri hanya untuk menemaninya di rumah sakit daam waktu dua hari yang kupunyai, seutuhnya… Aku selalu datang dengan berat hati, namun aku pulang dengan sukacita yang tak terkatakan, namun hal itu berarti kesedihan yang dalam buatnya. Setiap kali kami memiliki kesempatan bercerita melalui ponsel, tak pernah dia tidak terbata-bata dalam berbahasa…

Terima kasih bagiMu yang memberikan sesuatu yang “LUAR BIASA” bagiku…

Terima kasih padaMu yang memilihku untuk tak akan terpisahkan…

Terima kasih bahwa itu semua nyata adanya…

The Heirs

Boneka Pertama, Cinta, Give Thanks, Heirs, http://schemas.google.com/blogger/2008/kind#post, Ibu, Kasih, Kesempatan, Love, Mama, Roma, Sharing
Awalnya “Heirs” hanya untuk membuang kepenatan di sela-sela pekerjaan. Tak lama melihatnya, aku memutuskan untuk mengikutinya. Aku mengawalinya di cerita ke-15, tapi setelah mendapatkan serinya dengan lengkap, aku mundur ke awal sekali.
“Roma” mematrikan sebuah tulisan yang tak bisa kulupakan bahwa apapun tak akan bisa memisahkan aku dari sebuah kasih seorang Pribadi. Hari ini tepat hari berkumpul setiap minggunya. Dalam tuntunan dan “bincang2” yang disampaikan, aku mendengar bahwa semuanya yang terjadi adalah BIASA!! Tak ada yang luar biasa…
Aku mengiyakan hal itu. Saat mataku masih tertutup aku mendengar sesuatu berbisik dalam hatiku, menuntunku ke “Roma” yang tak kulupakan itu-semuanya terlalu biasa hingga itu semua tak mampu membuat aku dan Dia terpisah… Hanya Kasih saja yang luar biasa, sehingga hanya itu yang dapat membuat kami tak terpisahkan.
Kembali ke awal cerita…
Masih dalam cerita panjang dengan mata tertutup, aku teringat sosok ibu, mama(k), bunda, uni, mother… Di “Heirs” aku menemukan pernyataan yang (mungkin) tak akan salah bahwa sosok yang kusebutkan di atas adalah kata yang paling indah di dunia dalam bahasa internasional yang pertama kali kukenal.
Aku lupa kapan terakhir kali menyebutkan kata itu, namun aku juga tak pernah lupa kapan terkahir kali menyebutkannya.
Mungkin aku terdengar begitu galau aneh. Melakukan dua hal yang bertolak belakang bersamaan.
Aku mengatakan lupa kapan terakhir kali menyebutkannya karena tidak setiap hari aku menyebut namanya, bahkan dalam doa, aku lupa kapan…
Aku mengatakan tak pernah lupa kapan karena saat aku memanggil nama itu, aku mengalami ujian yang sangat berat bagi seorang anak berusia dua tahun yang sedang sakit dan hanya ingin berterima kasih atas apa yang telah dilakukannya padaku. Aku mendapat boneka “monkey”, boneka pertama dalam hidupku, kuperoleh saat aku sakit. Aku masih bisa mengingat saat itu aku mendapatkan pukulan yang tak mampu ditampung oleh hatiku yang berukuran tak seberapa.
Sejak saat itu aku takut menyebutkan kata itu lagi. Aku hanya ingin berterima kasih pada orang yang tak seharusnya menyayangiku namun yang telah melakukan yang seharusnya seorang ibu lakukan..memberikan curahan kasih sayang. Karena rasa terima kasihku itu aku harus mendapatkan pukulan dari orang yang seharusnya mendapat kasih sayang itu. Aku tahu bahwa dia sudah mendapatkan segalanya, tapi dia tidak mengerti bahwa aku hanya mendapatkan hal seperti ini hanya sekali.
Apa yang pernah kudapatkan “sekali” itu lah yang membawaku pulang kembali untuk melakukan hal yang sama berkali-kali… Dia pantas mendapatkannya. Hatiku begitu tak tahan untuk melihatnya berbaring terlalu lama. Aku bahkan tak pulang ke rumahku sendiri hanya untuk menemaninya di rumah sakit daam waktu dua hari yang kupunyai, seutuhnya… Aku selalu datang dengan berat hati, namun aku pulang dengan sukacita yang tak terkatakan, namun hal itu berarti kesedihan yang dalam buatnya. Setiap kali kami memiliki kesempatan bercerita melalui ponsel, tak pernah dia tidak terbata-bata dalam berbahasa…
Terima kasih bagiMu yang memberikan sesuatu yang “LUAR BIASA” bagiku…
Terima kasih padaMu yang memilihku untuk tak akan terpisahkan…
Terima kasih bahwa itu semua nyata adanya…
Love makes life
 May 6th, 2015